Day 2 : Wisata ke Batu Ratapan Angin dan Kawah Sikidang
Setelah puas menikmati matahari
terbit di Bukit Sikunir, kami bergegas turun bukit untuk melanjutkan
perjalanan. Bersama dengan pengunjung lain kami menuruni bukit tentunya tetap
sambil mengabadikan keindahan alam Dieng lewat foto. Perjalanan turun tidaklah
seberat ketika mendaki bukit namun tetap dibutuhkan kewaspadaan karena beberapa
bagian jalan licin akibat embun pagi. Tempat yang kami kunjungi selanjutnya
adalah Batu Ratapan Angin dan Kawah Sikidang. Kami tidak pergi ke Telaga Warna
karena menurut pemandu wisata kami panorama Telaga Warna dapat dinikmati dari
Batu Ratapan Angin. Sebenarnya masih banyak objek wisata lain di Dieng namun
waktu kami terbatas karena siang hari kami harus ke Yogyakarta dengan menaiki
bus.
Batu Ratapan Angin berjarak
kurang lebih 5 menit dengan mobil dari Bukit Sikunir. Untuk mencapai Batu
Ratapan Angin, pengunjung masih harus jalan mendaki namun tidak terlalu jauh
dan tidak curam. Pihak pengelola menyediakan tongkat kayu yang dapat disewa
oleh pengunjung. Untuk mencapai lokasi, pengunjung akan melewati kebun-kebun
milik penduduk sekitar. Pemandangan yang menyegarkan mata dengan bunga-bunga
serta buah dan sayur yang siap panen. Tiket masuk kawasan ini sebesar Rp
10.000,00 per orang. Hanya ada dua orang pengunjung lain yang kami temui selama
di sana. Kami kegirangan karena ini berarti kami dapat menikmati pemandangan
sekaligus berfoto dengan leluasa tanpa photobomb. Lokasinya masih alami dan
bersih tanpa sampah.
Di sekitar Batu Ratapan Angin, saya melihat ada wahana flying fox dan beberapa atraksi wisata lainnya namun saat itu dalam keadaan tidak beroperasi. Saya tidak tahu apakah atraksi tersebut masih beroperasi atau tidak karena tidak ada papan petunjuk maupun petugas yang berjaga di sana.
Dari Batu Ratapan Angin, saya
dapat melihat seluruh sudut pemandangan Telaga Warna dan terdapat bongkahan
batu besar yang menjadi cikal bakal nama lokasi wisata ini. Di batu ini,
pengunjung dapat menatap keindahan Telaga Warna dari atas ditemani semilir
angin dataran tinggi Dieng.
Di sekitar batu ada ayunan, tapi tempatnya mepet banget sama tepi tebingnya. Agak ngeri-ngeri sedap kalo mau main ayunan di situ, karena pas melayang bawahnya langsung jurang.
Tujuan selanjutnya adalah Kawah
Sikidang. Aroma khas belerang sudah mulai tercium dari kejauhan. Jangan lupa
memakai masker ya! Pemandangan yang ditawarkan Kawah Sikidang sangat berbeda
dengan destinasi kami sebelumnya. Di sini
sepanjang mata memandang, tampak bukit dengan bongkahan batu belerang berwarna
putih kekuningan disertai kepulan asap. Kawah ini masih aktif jadi pengunjung
harus selalu waspada dengan kondisi lingkungan sekitar. Kami tidak terlalu
berlama-lama di Kawah Sikidang karena kami sudah mulai pusing dengan aroma
belerang. Kami mengakhiri perjalanan wisata kami dan kembali ke penginapan
untuk brunch dan menuju landmark Dieng yang legendaris.
JUMP! |
Sepanjang jalan kenangan |
Biasanya foto pake masker kalo pas ikut OK hahahaha |
Ini airnya bisa buat rebus telur lho |
Landmark Dieng yang satu ini
pastilah menjadi tempat foto wajib bagi pengunjung kawasan Dieng. Syukurnya tempat
ini persis berada di seberang penginapan kami. Butuh kesabaran untuk berfoto di
sini karena pengunjung yang ingin berfoto lumayan banyak dan butuh kesabaran
untuk mendapatkan foto yang tidak kemasukan mobil/motor yang lalu-lalang.
Tengah hari, kami naik bus dari depan penginapan untuk menuju tujuan selanjutnya, Candi Borobudur. Kami sempat dua kali berganti bus karena tidak ada bus langsung dari Dieng ke Magelang. Namun sayang sekali, kami tidak jadi mengunjungi Candi Borobudur karena saat kami sampai di Magelang sudah sore hari dan sepertinya akan terlalu terburu-buru jika kami memaksakan untuk tetap mengunjungi Candi Borobudur. Lagipula badan kami sudah kelelahan, selama perjalanan dari Dieng ke Magelang praktis kami tertidur lelap walaupun kondisi di bus penuh sesak. Kami melanjutkan perjalanan ke Kota Yogyakarta.
Perjalanan kami di Kota Yogyakarta tidak kalah menariknya dengan perburuan Golden Sunrise di Dieng. Ikuti perjalanan kami selanjutnya...
Comments
Post a Comment