Summer in Seoul : Persiapan Liburan ke Korea Selatan part 1

Tepat satu bulan yang lalu, saya menginjakkan kaki pertama kali di Incheon. Masih kebayang perasaaan saya waktu itu, excited, capek, dan sebel muka kucel gak sempet dandan hahahah. Jadi pengen balik lagi ke Korea Selatan. Doain ya, semoga ada rezeki untuk jalan-jalan lagi.

Persiapan trip Korea kali ini bisa dibilang udah kayak persiapan mau nikah. Penuh drama dan lama bener (maafkan kesotoyan saya, padahal gatau nyiapan pernikahan gimana rasanya). Saya riset tentang segala hal terkait trip saya selama satu tahun lebih. Untuk yang mau merencanakan perjalanan ke Korea saya merekomendasikan buku 4 juta keliling Korea dalam 9 hari karya Claudia Kaunang  dan website pariwisata Korea Selatan yang super-duper helpful, http://english.visitkorea.or.kr/enu/index.kto dan website pariwisata kota Seoul http://www.visitseoul.net/. Di website itu ada segala macam informasi yang kamu butuhkan, mulai dari cara menuju tempat wisata, rekomendasi rute perjalanan, sampai contoh percakapan sederhana dalam bahasa Korea Selatan yang akan sangat membantu wisatawan berkomunikasi dengan orang lokal.  

Berikut adalah persiapan yang saya lakukan :

1.  Tiket Pesawat

Saya pergi dan pulang ke Korea Selatan dengan rute Jakarta - Kuala Lumpur (via Ho Chi Minh City) – Incheon. Sebenarnya banyak penerbangan langsung dari Jakarta ke Incheon namun apa daya karena saya baru beli tiket satu bulan sebelum keberangkatan dan bertepatan dengan libur Idul Fitri, harga tiket melambung tinggi dan tidak ada promo tiket ke Seoul saat itu. Penerbangan pp Jakarta-Kuala Lumpur saya tempuh dengan maskapai Lion Air. Sedangkan penerbangan pp Kuala Lumpur-Incheon saya menggunakan Vietnam Airlines. Ketakutan terbesar naik maskapai Lion Airtidak lain tidak bukan adalah penerbangannya delay. Alhasil, saya pilih jeda waktu transit hingga enam jam. Saya lebih mending lama nunggu di KLIA daripada harus sport jantung khawatir ketinggalan pesawat ke Incheon. Apalagi kedua flight saya beda terminal.

Awalnya saya agak ragu beli tiket Vietnam Airlines karena dari review orang-orang di internet agak kurang bagus, fyi maskapai ini masuk Skyteam sama kayak Garuda walaupun kelasnya bintang 3. Selain harganya murah, yang jadi pertimbangan utama saya adalah maskapai ini full-board, tiket yang saya bayarkan sudah termasuk bagasi dan makan. Pertimbangan yang sama juga membuat saya memilih Lion Air, selain murah saya juga sudah dapat bagasi, gak perlu tambah uang lagi untuk beli bagasi.

Boarding pass

in-flight meal

2. Akomodasi

Kriteria saya dalam memilih penginapan adalah harganya terjangkau, akses ke stasiun subway dekat, bersih, harga termasuk sarapan, dan kamarnya female only. Kriteria terakhir sih kayaknya buat saya jadi salah satu hal yang krusial, at least kalo sekamar isinya cewek-cewek semua bebas mau ganti baju, trus juga cewek biasanya gak ngorok, gak jorok, lebih rapih, dan lebih mudah buat ngobrol-ngobrol ngomongin orang (tetep ya cewek dimanapun juga hobinya ngegosip).

Saya booking hostel via booking.com , recommended buat yang gak punya kartu kredit. Di website itu ada beberapa hostel yang bisa kita booking tanpa harus bayar DP dulu, ntar bayarnya pas check in. Saya booking dua hostel untuk dua kota yang berbeda, Seoul dan Busan. Di Busan saya cuma satu hari, yaitu di hari pertama jadinya saya booking hostel yang harganya agak mahalan dikit dengan fasilitas yang lebih lengkap dibanding hostel yang saya booking buat di Seoul. Gak sanggup bayar hostel di Seoul lima hari kalo harganya kayak yang di Busan.

Untuk di Busan, saya booking Love in Busan Guesthouse. Lokasinya di daerah sekitar stasiun metro Busan University. Pepatah ada harga ada barang emang gak pernah salah, saya puas banget nginep di sini (trus nyesel kenapa cuma nginep semalem hehehe). Sedangkan di Seoul, saya booking Kame Guesthouse selama 5 malam. Guesthouse (GH) ini adanya di kawasan Itaewon dan cuma 1 menit jalan dari stasiun subway Itaewon. GH ini sepertinya baru dibuka karena di Agoda.com ataupun di Booking.com  jumlah reviewnya masih itungan jari. Bener-bener gambling booking GH, cuma modal harga murah aja.

Love in Busan Guesthouse

3. Barang bawaan

Saya tidak membawa backpack dalam trip ke Korea Selatan karena saya tidak banyak berganti kota. Bawaan saya cukup satu koper standar, satu dailypack, dan satu tas selempang untuk menaruh dokumen-dokumen penting dan handphone. Koper saya juga tidak terlalu berat, salah satu keuntungan melakukan  perjalanan di musim panas. Baju yang saya bawa semuanya kaos yang berbahan dasar katun dan bahannya tipis. Tidak lupa saya membawa lotion sunscreen,obat-obat pribadi, kri analgesik, dan KOYO! Jika anda berniat untuk berwisata dengan banyak berjalan kaki, saya sangat menyarankan anda menggunakan alas kaki yang nyaman serta kombo krim analgesik dan koyo demi keberlangsungan wisata anda. Gamau kan baru hari pertama kaki sudah gempor duluan?. Dailypack saya berisi baju ganti untuk 2 hari 1 malam di Jeonju dan Busan karena setibanya di Korea saya langsung menuju Joenju dan Busan. Koper saya titipkan di GH Seoul selama satu malam. Untuk makanan, saya hanya membawa snack kedelai Soyjoy 5 bar, fitbar 4 bar, cracker malkist Roma 1 bungkus, soes cokelat kering Nissin, dan popmie 3 cup. Tadinya saya mau bawa makanan kering seperti kering tempe, kentang, dan teri tapi ide tersebut saya urungkan karena terlalu repot buat saya. Barang bawaan lain yang saya bawa adalah tumblr dan kotak makan. Kedua benda tersebut lagi-lagi demi penghematan uang saku. Saya menggunakan tumblr untuk mengisi air putih dari GH seentara kotak makan saya bawa untuk tempat ‘bekal’ selama perjalanan yang saya buat di GH. Walaupun hanya ‘bekal’ roti panggang dan air putih, cara ini sukses untuk menghemat uang saku ditambah dengan harga makanan di Seoul mahal. Tips lain, sebaiknya anda membuat daftar barang bawaan apa saja yang dibutuhkan dan menyaring kembali barang bawaan anda yang benar-benar anda buthkan. 

Pack less, go further!