Day 1 : Wisata Singkat di Kota Jeonju

Hari pertama saya di Korea Selatan saya habiskan dengan mengunjungi dua kota, yaitu Jeonju dan Busan. Sesampainya di Bandara Incheon, saya bergegas menaiki kereta AREX dan menyambung naik subway untuk menuju ke guesthouse yang telah saya booking di daerah Itaewon. Saya sempat kebingungan ketika sampai di Itaewon, meskipun sudah membekali diri dengan peta di iPad saya sempat mengelilingi  area Itaewon untuk mencari guesthouse. Bersyukur saya bertemu dengan petugas berbaju merah yang memang disiapkan bagi wisatawan yang ingin bertanya-tanya. Saya diberi peta oleh petugas tersebut dan kali ini petunjuk yang diberikan sangat jelas. Guesthouse yang saya cari ternyata dekat dengan stasiun subway Itaewon namun karena jalan masuknya kecil saya tidak 'ngeh', maklum landing di pagi hari membuat kesadaran saya belum sempurna. Di guesthouse,saya menitipkan koper sekaligus membayar sebagian dari biaya hostel saya.




Suasana di dalam kereta AREX

Dari Itaewon, saya menuju stasiun Express Bus Terminal di daerah Gangnam dengan menggunakan subway. Untuk menuju ke terminal bus, cukup ikuti petunjuk arah yang ada di sekitar stasiun subway. Tidak perlu khawatir, petunjuk arah di Seoul tersedia dalam bahasa Inggris. Di terminal bus, saya membeli tiket ke Jeonju di loket yang ada. Tidak perlu bisa bahasa Korea untuk membeli tiket, cukup ucapkan kota tujuan dan jumlah tiket. Harga tiket bus standar dari Seoul ke Jeonju adalah 18.700 KRW (1 KRW = 13 IDR). Di tiket, telah tertulis platform bus, nomor duduk, dan waktu keberangkatan.


Bus antarkota di Kosel sangat lah nyaman, meskipun jenis bus standar namun kondisi bus yang saya naiki setara dengan bus kelas eksekutif. Konfigurasi kursi 2-1 membuat tempat duduk sangatlah lega. Saya saja langsung tertidur pulas setelah naik bus, saking nyamannya. Ketika menaiki bus, supir akan memeriksa tiket dan melakukan scan tiket. Canggihnya, di depan bus, ada layar tv yang menunjukkan tempat duduk mana saja yang sudah terisi, setelah tiket di-scan, nomor tempat duduk kita akan otomatis menjadi warna merah, sebagai bukti penumpang telah hadir. Bus berangkat tepat waktu, jangan coba-coba telat naik bus jika tidak mau tertinggal bus. Selain ketepatan waktu, budaya keselamatan di jalan raya orang Korsel juga patut diacungi jempol. Ketika hendak mulai mengemudikan bus, supir akan mengumumkan bahwa bus akan jalan, tentunya dalam bahasa Korea ya. Setelah mendengar pengumuman tersebut, penumpang lain langsung memasang seatbelt. Iya seatbelt. Saya yang berkali-kali naik bus antar kota antar provinsi di Pulau Jawa tidak pernah sekalipun pakai seatbelt di dalam bus, bahkan saya tidak pernah menemukan bus dengan seat belt. 

Kondisi di dalam bus
Platform tempat menunggu bus


Sepanjang perjalanan saya lebih banyak tidur. Di layar tv dekat supir, akan rutin diberitahu berapa lama lagi akan sampai di tempat tujuan dan perkiraan ini lagi-lagi sangat tepat, mungkin karena gak ada macet. Di tengah perjalanan bus hanya akan berhenti satu kali selama 15 menit di rest area. Penumpang bisa ke toilet ataupun membeli camilan. Saya yang masih kenyang makan in-flight meal semalam memutuskan untuk stay di bus. Ketika di rest area hujan mulai turun, saya jadi agak was-was kalau saja di Jeonju hujan. Agak berbeda memang, di Korsel saat musim panas pun bisa tiba-tiba hujan lebat. Saya agak menyesal tidak turun dari bus ketika di rest area karena ketika penumpang lain sudah mulai balik ke bus, mereka telah menenteng snack khas korea yang baunya bikin ngiler. Mulai dari jagung rebus sampai odeng.
 
Suasana jalan raya di daerah Gangnam
Rest Area

Sekitar jam 3 sore, bus saya tiba di Terminal Jeonju Central City. Tujuan utama saya ke Jeonju adalah saya ingin melihat rumah tradisional Korea atau Hanok di Jeonju Hanok Village. Untuk sampai ke Jeonju Hanok Village, saya naik bus lokal nomor 5-1, selain itu bisa juga naik bus nomor 79. Jika tidak mau repot/pergi dengan rombongan, taksi banyak tersedia di area terminal. Saran saya, ketika keluar dari terminal, cari Tourist Information Center yang letaknya ada di luar terminal. Sebagai patokan, cari tempat pangkalan taksi di pintu keluar terminal lalu jalan menuju perempatan dan belok ke kanan. Saya meminta peta kota Jeonju di Tourist Information Center dan menanyakan halte mana yang harus saya tuju. Petugas bisa berbahasa Inggris, jangan ragu untuk bertanya.

Sama seperti di Seoul, saya menggunakan T-Money untuk membayar bus lokal di Jeonju. Kartu ini sangat saya rekomendasikan untuk bepergian di Korea Selatan. Sangat praktis!

Solusi cerdas nan praktis

Turun di Halte Jeondong Cathedral lalu telusuri jalanan konblok. Suasana Hanok Village sudah mulai terasa. Sebelum menjelajahi Hanok Village, saya menyebrang jalan di depan Jeondong Cathedral dan menuju Pungnammun Gate.


Pungnammun Gate

Kembali ke Joendong Cathedral, gereja tua ini sangat cantik untuk berfoto ria. Bangunannya tampak mencolok di antara hanok-hanok yang ada.  

Jeondong Cathedral


Selesai berfoto disekitar Jeondong Cathedral, saya menyusuri jalan hingga menemui sebuah istana yang saya tidak tahu namanya, karena kurang tertarik saya hanya memfoto bagian luar istana tersebut. Tampak beberapa wisatawan yang berpakaian khas Korea atau Hanbok dan berfoto bersama pengawal istana


Taman Bunga di depan Istana
Rumah-rumah Hanok di Jeonju Hanok Village sekarang banyak yang sudah alih fungsi menjadi restoran dan pertokoan. Saya sudah cukup puas dengan berfoto di sekitar Hanok. Sore itu, suasana sangatlah ramai karena berbarengan dengan jam pulang sekolah. Jalanan dipadati dengan anak sekolahan yang berkumpul dengan teman-temannya. Jangan lewatkan makanan khas Jeonju, yaitu bibimbap. Saya suka dengan suasana Hanok Village ini namun keberadaan kendaraan bermotor tampaknya membuat jalanan menjadi ruwet ya, kalau saja wilayah ini tertutup untuk kendaraan bermotor mungkin suasanya akan menjadi lebih nyaman lagi.

Saya tidak terlalu menjelajahi Jeonju Hanok Village ini karena memang kota Jeonju hanya persinggahan saya. Satu hari cukup untuk menjelajahi kota Jeonju menurut saya.



Selokan di Hanok Village, bersih banget!






Tadinya saya berencana ke toko kacamata milik orangtua Taeyeon namun karean hari semakin sore, saya memutuskan untuk mengakhiri wisata singkat saya di Jeonju dan melanjutkan perjalanan ke kota Busan. Saya kembali ke Terminal Bus dengan menggunakan bus lokal nomor 5-1 juga, lalu membeli tiket di loket yang tersedia. Harga tiket dari Jeonju ke Busan adalah 23.700 KRW. Bus yang saya naiki untuk ke Busan memiliki jenis yang sama seperti bus yang saya naiki dari Seoul. Waktu tempuh Jeonju - Busan sekitar 4 jam, lebih lama 1 jam jika dibandingkan dengan Soeul-Jeonju.

Menunggu bus di Terminal Jeonju




Comments

  1. halo mau tanya apakah bus ke jeonju memperbolehkan bawa koper?

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts