Day 3 : Seoul Day 1 part 2
Puas berkeliling Semiwon dan Dumulmeori, saya kembali ke pusat kota Seoul. Rencananya saya akan mengunjungi Gyeongbokgung Palace dan sekitarnya. Untuk bisa sampai ke Gyeongbokgung Palace, saya menaiki subway jalur 3 dan turun di stasiun Gyeongbokgung Palace lalu keluar di exit 5. Pintu keluar ini langsung berhubungan dengan Gyeongbokgung Palace dan National Palace Museum of Korea. Saya sangat menyarankan masuk istana dan museum melalui pintu keluar ini. Selain jaraknya sangat dekat dengan tujuan utama, yang bikin saya terkesima adalah di sepanjang lorong menuju area luar, di dinding dan pilar lorong terdapat foto-foto koleksi museum beserta informasinya, saya suka banget dengan konsep ini. Sebelum pengunjung menuju tujuan utama, suasana kerajaan Korea tempo dulu sudah sangat terasa.
Saya memilih mengunjungi National Palace Museum terlebih dahulu karena hujan lumayan deras, sembari menunggu hujan reda saya berteduh di museum ini. Museum tutup tiap hari Selasa, untuk tiket masuk gratis :). Museumnya keren euy hahahah, norak banget saya pas masuk beneran kagum. Mulai dari arsitektur bangunannya modern tapi tetep ada unsur bangunan kerajaan khas Korea. Belum lagi tata letak koleksi museum, isi, dan pencahayaannya. Kekurangannya ada pada informasi dalam bahasa Inggris yang belum ada di semua koleksi. Isi museum ini sendiri tentang sejarah kerajaan di Korea dan benda-benda pribadi yang dipakai raja atau anggota kerajaan. Museum mneyediakan penerjemah untuk pengunjung namun pengunjung harus membayar KRW 1000 dan terlebih dahulu melakukan reservasi.
Peta Istana Kerajaan Korea |
Tidak berlama-lama di museum, saya keluar dan langsung menuju Gyeongbokgung Palace. Sama seperti National Palace Museum of Korea, istana ini juga tutup di hari Selasa, Biaya masuk untuk dewasa KRW 3000, namun saat saya ke istana tersebut tidak dipungut biaya masuk. Awalnya saya ragu tetapi di loket tiket tertulis selama bulan Juli memang gratis masuk istana Gyeongbokgung. Alhamdulillah...
Hujan yang mengguyur Seoul tidak berhenti begitu saja, justru makin lebat. Akibatnya sesi foto-foto dan keliling istana tidak bisa maksimal. Baju saya udah basah kuyup kehujanan. Belum lagi harus menyelamatkan barang elektronik sambil bawa payung. Sebenarnya masih ada satu museum lagi yang lokasinya berdekatan dengan istana, yaitu National Folk Museum of Korea namun karena hujan yang semakin deras, saya tidak sempat berkunjung. Bagi turis yang ingin mengunjungi istana-istana lain, terdapat tiket integrasi yang mencakup tiket untuk masuk ke Changdeokgung Palace, Changgyeonggung Palace, Deoksugung Palace, dan Gyeongbokgung Palace, dengan harga KRW 10.000.
Walaupun hujan tapi tetap ramai pengunjung |
Setelah dari Gyeongbokgung Palace, saya kembali ke hostel untuk ganti baju biar gak masuk angin hihihihi. Berhubung langit sudah mulai gelap dan hari itu adalah hari Sabtu, maka tujuan selanjutnya adalah Hongdae! Kapan lagi malem mingguan di Hongdae, pusatnya anak muda di Seoul. Sebelum ke pusat keramaian Hongdae, saya menyempatkan diri untuk mengunjungi kantor agensi YG Ent. Meskipun cuma liat dari luar tapi tetep seneng minta ampun. Untuk lokasi dan petunjuk menuju gedung ini akan saya satukan dengan lokasi dan petunjuk kantor agensi K-POP lainnya di postingan yang berbeda.
Ngapaun di Hongdae? Muter-muter doang wkwkwk. Bingung juga mau ngapain sendirian. Saya kurang tertarik nongkrong cantik di kafe jadinya ya malem itu cuma jalan-jalan ngeliatin muda-mudi Korea menghabiskan malam minggu. Cuma ya jalannya gak terlalu lebar, dengan penjual di kanan-kiri jalan ditambah manusia yang lalu-lalang dan terkadang ada mobil yang lewat juga, saya jadi pusing. Rame bener hahaha. Biasanya kalo malam minggu di Hongdae ada street performance dari mahasiswa sekitar yang katanya keren abnget, pas saya kesana gak ada performance macem gitu karena hujan, kzl.
Merasa belum puas dengan Hongdae, saya meluncur ke pusat keramaian kota lainnya, yaitu Myeongdong. Kawasan Myeongdong terkenal sebagai kawasan belanja kosmetik Korea karena emang banyak banget toko kosmetik. Saya sendiri berhasil menemukan 6 toko Etude dalam satu kawasan, belum lagi toko kosmetik merk lain, sebutlah Tony Moly, Nature Republic, dan kawan-kawan. Penjaga toko kosmetik sangat aktif untuk menarik pelanggan, salah satu trik mereka adalah dengan menawarkan masker atau sampel kosmetik bagi pengunjung toko. Catat ya, pengunjung bukan pembeli. Sok atuh keluar masuk toko kosmetik demi masker dan sampel yang banyak. Gak harus beli, cukup masuk ke toko lihat-lihat sebentar trus keluar lagi udah dapet masker gratis.
Gak kuat godaan kosmetik, saya mengunjungi Etude dan membeli beberapa keperluan. Toko kosmetik di Korea tidak pelit memberi bonus kepada pembelinya, saya yang belinya gak terlalu banyak tapi tetep dikasih bonus sampel kosmetik yang lumayan banyak.
Selain kosmetik, di Myeongdong tergolong lengkap, mau cari apa aja ada, terutama street food khas Korea. Penjual street food disebutnya pojangmacha, bentuknya cuma sekadar tenda sederhana, kalo makan ditempat juga makannya sambil berdiri. Selain street food, banyak juga restoran dan cafe yang bisa dikunjungi. Bahkan saya menemukan penjual kebab yang pasang tanda halal di gerobaknya.
Snack favorit saya, Gyeran Ppang (Egg bread) |
Comments
Post a Comment