Day 3 : Menyelami Kebudayaan Jawa di Museum Ullen Sentalu

Jika ditanya apa museum favorit saya, tentunya saya akan jawab Museum Ullen Sentalu. Ini bukan kali pertama saya mengunjungi museum yang berada di kawasan Kaliurang tersebut. Museum Ullen Sentalu merupakan museum tentang kebudayaan Jawa khususnya kebudayaan Mataram yang dikemas secara apik oleh pengelola. Museum ini dikelola oleh pihak swasta sehingga tarif masuk relatif lebih mahal jika dibandingkan dengan museum milik pemerintah. Namun dengan tiket masuk 30 ribu rupiah, pengunjung akan mendapatkan fasilitas pemandu dan minuman. Saya pribadi sangat suka dengan konsep museum dengan pemandu seperti ini, banyak kisah dan filosofi-filosofi Jawa yang disampaikan pemandunya sehingga pengunjung tidak hanya asal melihat koleksi dan lebih fokus untuk foto-foto. Selain itu di museum ini pengunjung tidak bisa sembarangan mengambil video/foto. Di ruang koleksi pengunjung tidak diperkenankan mengambil gambar,  pengelola sudah menetapkan area museum yang dapat digunakan untuk mengambil gambar. 

Koleksi yang ada di museum beragam, mulai dari kain batik hingga foto dan lukisan. Tokoh 'utama' yang banyak diceritakan terkait dengan koleksi museum adalah Gusti Nurul, salah satu putri kraton Mangkunegaran yang menjadi primadona. Kisah-kisah beliau selengkapnya bisa dibaca di sini.

tiket masuk Ullen Sentalu

 sekarang lobinya sudah jauh lebih nyaman dan desainnya modern
Selain koleksinya, arsitektur bangunan museumnya sendiri pun tidak kalah menarik. Bentuk dan tata letak bangunan tetap berpegang pada nilai-nilai dan filosofi kebudayaan Jawa. Didukung dengan udara Kaliurang yang sangat sejuk membuat saya sangat betah berkunjung ke Ullen Sentalu.

Di tengah tur museum, pengunjung akan disuguhi minuman wedang Ratu Mas yang resepnya diracik oleh permaisuri Pakubuwono dan sudah turun-temurun. Konon katanya kalau minum wedang ini bisa awet muda. 

menikmati hangatnya wedang Ratu Mas
Di akhir tur museum, pengunjun baru bebas berfoto ria dengan latar bangunan museum dan ada salah satu landmark museum yang sangat hits, yaitu relief yang dipasangan miring. Menurut pemandu museum, relief ini merupakan potongan relief dari Candi Borobudur dan sengaja dipasang miring untuk mengingatkan manusia dan dunia yang sudah semakin 'miring'. Selain museum, pnegunjung dapat berburu buah tangan di toko souvenir atau sekadar mengisi perut di kafe dengan sajian ala Belanda tempo dulu. Kalau saya dan teman-teman tentu lebih memilih untuk berfoto, menambah stok foto liburan.  




memikul beban kehidupan

Comments

Popular Posts