DAY 4: Menelusuri Akar Budaya Jogja
Kami mengawali perjalanan hari ini di Kraton Jogja. Ini bukan kali pertama saya mengunjungi Kraton Jogja namun buat saya selalu ada cerita berbeda setiap kali saya mengunjungi Kraton Jogja. Saran saya, untuk mendapatkan pengalaman yang lebih mendalam sebaiknya menggunakan jasa pemandu di Kraton Jogja karena makna dan kisah tiap bagian Kraton memiliki daya magisnya tersendiri. Apalagi untuk yang tidak familiar dengan budaya Jawa mungkin banyak hal yang tidak diketahui dan membutuhkan sumber yang terpercaya. Saat kunjungan kali ini saya baru tahu kalau tidak diperbolehkan memakai topi selama di dalam kawasan Kraton. Selain larangan memakai topi tentunya pengunjung juga harus menjaga sikap selama berwisata di dalam Kraton. Tiap hari di area Kraton terdapat pertunjukan seni yang dapat dinikmati pengunjung, mulai dari wayang, gamelan, hingga seni tari.
Setelah berwisata di Kraton, kami meneruskan perjalanan ke Taman Sari. Sebelum berwisata, kami mampir sebentar di Water Castle Cafe untuk makan siang. Kafe ini berada di area sebelum pintu masuk Taman Sari dan berada di pemukiman warga. Penampakannya tidak seperti kafe pada umumnya, lebih menyerupai rumah warga biasa. Namun tempatnya nyaman untuk melepas lelah sebentar sebelum kembali menjelajahi Taman Sari. Menurut pengamatan saya, kafe ini lebih sesuai dengan selera wisatawan mancanegara, mulai dari suasananya hingga makanan yang dihidangkan. Saat itu kami memesan jus buah, fruit salad, dan gado-gado. Saya agak terkejut dengan gado-gado yang kami pesan karena penampilannya bukan seperti gado-gado yang biasa saya makan.
gado-gado yang tidak seperti gado-gado |
Taman Sari merupakan bangunan yang dulunya digunakan sebagai taman bagi para raja Jogja terdahulu. Di tempat ini terdapat kolam-kolam yang dulunya digunakan para selir raja untuk mandi. Tempat ini sudah tidak fungsional. Struktur bangunan Taman Sari sangat unik. Selain kolam-kolam, terdapat ruangan-ruangan bawah tanah dengan arsitektur yang menawan. Salah satunya bagian bangunan yang digunakan sebagai masjid di jaman dulu. Di Taman Sari kami menggunakan jasa pemandu, untuk tarif tidak ada patokan harga khusus, saat itu kami memberi ke pemandu kami Rp 50.000,00. Awalnya kami tidak memakai pemandu sehingga kami sempat tersasar, muter-muter aja di sekitaran Taman Sari. Pemandu akan menjelaskan dengan lengkap dan jelas terkait sejarah bangunan dan makna-makna yang terkandung di dalamnya. Pemandu ini juga sekaligus sebagai juru foto, beliau terbiasa mengambil foto wisatawan dan paham spot-spot mana saja yang bagus. Di Taman Sari ada satu spot foto yang bagus, namun sangat sulit untuk mengambil foto yang bagus tanpa ada 'bocor' pengunjung lain.
Selesai menjelajahi Taman Sari kami kembali ke hotel untuk siap-siap karena malam harinya kami harus bertolak ke Malang dengan kereta. Masih tersisa lumayan banyak waktu, kami memutuskan untuk menyegarkan diri dengan membeli gelato yang kebetulan berada tepat di depan hotel kami, yaitu Tempo Gelato. Tempat gelato ini merupakan salah satu tempat gelato favorit warga ataupun wisatawan di Jogja. Banyak pilihan rasa yang dapat dicoba, tentunya dengan harga yang bersahabat
.
Comments
Post a Comment